D : "Apa artinya nasib?"
N : "Asumsi-asumsi."
D : "Bagaimana?"
N : "Begini. Engkau menganggap (ber'asumsi') bahwa segalanya akan berjalan baik,
tetapi kenyataannya tidak begitu. Nah itu yang disebut nasib buruk. Atau, engkau
punya asumsi bahwa hal-hal tertentu akan menjadi buruk, tetapi kenyataannya
tidak terjadi. Itu nasib baik namanya. Engkau punya asumsi bahwa sesuatu akan
terjadi atau tidak terjadi, kemudian engkau kehilangan intuisi atas apa yang
akan terjadi, dan akhirnya berasumsi bahwa masa depan tidak dapat ditebak.
Ketika engkau terperangkap di dalamnya, maka engkau namakan itu nasib."
--------------------------------------------
Kalau 2 kisah di bawah tentang KONSISTENSI
BELAJAR KEBIJAKSANAAN
Seorang Darwis ingin belajar tentang kebijaksanaan hidup dari Nasrudin. Nasrudin
bersedia, dengan catatan bahwa kebijaksanaan hanya bisa dipelajari dengan
praktek. Darwis itu pun bersedia menemani Nasruddin dan melihat perilakunya.
Malam itu Nasruddin menggosok kayu membuat api. Api kecil itu ditiup-tiupnya.
"Mengapa api itu kau tiup?" tanya sang darwis. "Agar LEBIH PANAS dan lebih besar
apinya" jawab Nasrudin.
Setelah api besar, Nasrudin memasak sop. Sop menjadi panas. Nasrudin
menuangkannya ke dalam dua mangkok. Ia mengambil mangkoknya, kemudian
meniup-niup sopnya.
"Mengapa sop itu kau tiup?" tanya Darwis. "Agar LEBIH DINGIN dan enak dimakan"
jawab Nasrudin.
"Ah ... aku rasa aku tidak jadi belajar darimu" ketus di Darwis,"Engkau tidak
bisa konsisten dengan pengetahuanmu"
U M U R
D : "Berapa umurmu Nasrudin?"
N : "Empat puluh tahun."
D : "Tapi beberapa tahun lalu, kau menyebut angka yang sama."
N : "Aku konsisten."
D : Ah .... Konsisten!!?
Rabu, Januari 30, 2008
NASIB DAN ASUMSI OLEH HASBULLAH
Langganan:
Comment Feed (RSS)
|